http://womaninspira.blogspot.com/2013/02/gagal-diet-di-singkawang.html
Gagal Diet di Singkawang
Selama
dua malam berada di Singkawang, saya merasa diet saya (hampir) seluruhnya
gagal. Setiap sudut kota menawarkan berbagai macam kuliner yang kesemuanya
menarik dan nampak lezat untuk dicicipi. Tanpa mengurangi rasa hormat, hanya
makanan halal yang bisa saya ceritakan disini.
Kuliner
yang pertama saya cicipi adalah Bubur Pedas. Reni kawan saya, mengajak saya
makan siang dengan kuliner ini. ‘Ah, mana kenyang. Cuma bubur gitu lho,’
pikirku. Melihat tampilannya saya sempat bertanya dan menebak bagaimana
rasanya.
Dont judge by its cover, nyam nyam .. |
Dont
judge something by its cover. Rasanya luar biasa, rempah – rempah sebagai bumbu
penyedap, diramu dengan campuran daun kangkung dan daun kesum yang konon hanya
terdapat di Singkawang. Sebagai pelengkap, ada Jeruk limau, Ikan teri kacang
goreng, dan Sambal Kacang Pedas. Bubur Pedas ini biasa disajikan di Singkawang
pada saat bulan Ramadhan tiba, sebagai menu wajib pada saat berbuka puasa. Kalau
ingin mencicipinya silahkan tandang ke RM Bendahre, Singkawang di Jl. Merdeka
no. 1B. Berada persis di depan Taman Burung Singkawang.
Sore
harinya saya diajak mencicipi Bubur Gunting, Es Gado gado, Bubur Tahu. Penganan
jenis ini bisa ditemui di sepanjang Jalan Yos Sudarso. Bubur Gunting terbuat
dari Kacang Hijau kupas dengan kuah yang manis dinikmati dengan potongan Cakwe
yang digunting.
Bubur Gunting yang hangat, cocok dinikmati malam hari |
Bubur
Tahu secara fisik serupa dengan Bubur Kembang Tahu yang bisa kita temui di
Jakarta.Cuma bedanya, di Singkawang kuahnya bukan menggunakan Wedang jahe
melainkan kuah manis dari gula tebu. Dan wajib dinikmati hangat hangat.
Bubur Tahu |
Es Gado Gado alias Es Campur |
Untuk
minumannya wajib coba Es Gado Gado. Mendengar namanya saja mungkin yang akan
terlintas di benak kita, minuman yang ditambahkan bumbu kacang layaknya kuliner
Gado – Gado. Weits, begitu lihat penampakannya, barulah kita menyadari apa
sebenarnya Es Gado Gado itu. Isi minuman ini antara lain rumput laut, selasih,
potongan agar agar, buah lengkeng kupas, dan bulir jagung rebus bercampur
seperti gado gado.
Puas
menikmati ‘cemilan’ sore itu, saya beranjak menuju Pasar Hongkong dan Pasar
Turi. Kota Singkawang yang heterogen, memungkinkan berbagai etnis masuk di kota
ini. Salah satu lokasi yang kental dengan unsur kaum Tionghoa adalah Pasar
Hongkong dan Pasar Turi.
Di
kedua pasar ini, ada sajian kuliner yang wajib dicoba. Salah satunya Sotong
Bakar dan Sotong Kangkung
Kedai sederhana "1+1+1" |
Sotong Kangkung 1+1+1, nama
kedai ini. Sang pemilik yaitu Phang
Kin Sen dan Liu Tuy Ngo, memilki alasan kenapa nama itu yang diambil. Menurut
mereka, saking enaknya hidangan disini kadang pengunjung tidak cukup hanya
menikmati satu piring Sotong bakar saja, mereka juga ingin mencicipi Sotong
Kangkung. Dari satu piring tambah satu piring dst. Begitu ceritanya.
Dan memang terbukti. Sepiring Sotong Kangkung habis saya
lahap, kawan saya Reni yang menemani saya berjalan jalan dari sore kembali pun memesan
Sotong Bakar.
Sotong Kangkung yang bikin nambah :D |
Sotong Bakar yang gurih, pedas |
Hidangan ini telah menjadi primadona bagi siapapun yang
mengunjungi Kota Singkawang. Kalau penasaran sama kuliner ini, datang langsung
ke Pasar Turi Singkawang.
Bagaimana kalau saya sebut list kuliner diatas adalah makanan
pembuka ?. Apaa, masih ada lagi ?. Yap, tambahan buat main course ada Mie
Kering Haji Yaman. Lokasinya cukup mudah ditemui, berada sebelum Pintu masuk
menuju Kota Singkawang.
Sebenarnya sih tampilannya menyerupai Mie Ayam, tapi orang
Singkawang menamainya dengan Mie kering karena kuahnya terpisah. Yang unik,
untuk menikmati mie ini harus diberi perasan jeruk sayur terlebih dahulu
sebelum dinikmati. Kalau tertarik kesini, jangan terlalu sore ya, nanti
kehabisan
Mie Kering Hj.Yaman |
Sudah kenyang, atau malah tambah lapar ?. Silahkan kunjungi beberapa
referensi kuliner saya tadi. Dijamin mengenyangkan. Ah, memang benar benar
kuliner di Singkawang membuat diet saya gagal kali ini.